H-1 Before going to Sydney

Hari selasa itu sungguh berbeda dengan hari selasa lainnya. Biasanya, pagi hari saya turun ke toko saya, dan mengurusinya sepanjang hari. Tetapi hari itu saya memulai hari dengan mengecek barang-barang yang saya masukan ke dalam koper. Sembari saya packing, saya sesekali menimbang-nimbang berapa kilogram total berat barang yang saya bawa, memastikan agar beratnya tidak melebihi 30 kilogram.

Ya, mulai hari itu saya tau bahwa hidup saya berubah drastis. Saya akan keluar dari kenyamanan hidup, dan pindah ke  Australia selama satu tahun. Sejak beberapa bulan lalu, 5 bulan tepatnya, saya mulai memasukan aplikasi Visa Work and Holiday ke Australia.

Jauh sebelum saya memasukan aplikasi visa, saya telah berdoa dan bertanya kepada Tuhan apakah langkah ini adalah tepat. Pergi selama setahun ke luar negeri tentu bukan perkara mudah. Sepanjang proses pembuatan visa yang begitu panjang, saya berdoa minta pimpinan Tuhan. Jika ini memang adalah rencana Tuhan, kiranya Dia boleh memimpin setiap prosesnya. Jika tidak, gagalkanlah aplikasi visa ini.

Bulan Februari, saya mendapatkan konfirmasi dari pihak imigrasi bahwa visa saya telah di setujui. Saya pun mencari tiket dan akhirnya membeli untuk tanggal 4 April 2017.

Saya menganggap masih ada waktu 2 bulan, masih cukup untuk mempersiapkan hati, dan mental saya. Masih ada waktu juga untuk berpamitan kepada teman-teman terdekat saya.

Siang hari itu saya mengantar kakak saya menuju tempat kost an barunya sekaligus membantu membawa barang-barang miliknya. Kami mengendarai mobil dan kembali ke rumah kami saat sore hari. Sesaat sebelum kami sampai di rumah, terjadi kecelakaan. Mobil yang kami tumpangi ditabrak oleh motor. Singkat cerita kami terpaksa memberikan sedikit uang untuk biaya pengobatan pengendara motor serta penumpangnya.

Malam itu kami (saya, kakak, dan ayah) menuju ke bandara, sebab flight saya baru berangkat pada malam hari. Sesaat sebelum saya masuk airport, kami berpelukan dan mengucapkan perpisahan. Saat itu saya melihat wajah mereka yang hampir menangis. Saya pun masuk ke airport dan berangkat ke Sydney, Australia. 

Comments

Popular Post

6 ciri-ciri pertobatan yang sejati

My Experience - Food Combining VS Autoimmune

Food Combining Changed My Life