Bersandar kepada Tuhan

Hari ini rabu tanggal 06 Desember 2017, tepat 3 minggu sejak saya pertama tiba di kota Cairns. Hari demi hari berlalu, dan saya terus berusaha untuk mencari pekerjaan sebagai syarat untuk apply visa second year. Seiring dengan berjalannya waktu, sesekali terpikir apakah benar Tuhan memang menyuruh saya ke kota ini atau tidak.

Sejak beberapa hari di Cairns, saya sudah memiliki feeling yang tidak enak. Dugaan bahwa Cairns akan sangat ramai, dan banyak lowongan pekerjaan ternyata salah total. Terlebih lagi, Cairns adalah salah satu kota tujuan yang paling populer untuk para backpacker yang memiliki visa work and holiday, sehingga saingan dalam mencari pekerjaan sangat sulit, terutama karena sebagian besar dari mereka sudah memiliki pengalaman di bidang Hospitality.

Sudah banyak tempat saya kunjungi, baik untuk drop resume maupun apply secara online, bahkan lebih dari satu kali. Ada beberapa kali interview pekerjaan, tetapi hasilnya nihil. Bahkan belum lama ini ada trial kerja di cafe yang seharusnya satu jam, tetapi kemudian dipulangkan karena tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan. 2 minggu berlalu, saya semakin mempertanyakan apakah Tuhan memang mau saya di Cairns atau tidak. Saya mulai terpikir untuk mencari pekerjaan di bidang farming. Tetapi entah kenapa, saya merasa bahwa Tuhan masih mau untuk saya di City.

Sembari menunggu balasan dari tempat kerja yang sudah saya apply, hari demi hari saya habiskan dengan mendengar khotbah di Youtube dan juga membaca Alkitab. Tentu kesulitan ini ada faktor di diri saya juga. Cairns adalah kota wisata Internasional, kalaupun ada lowongan, pasti yang dicari adalah orang yang sudah berpengalaman di bidang tersebut. Sedangkan saya tidak pernah bekerja sebelumnya di bidang Hospitality. Seorang teman sesama WHV pun terkejut saat mengetahui saya tidak pernah bekerja di bidang Hospitality, sebab mencari tempat kerja yang mau mengajari dari awal itu bisa dikatakan hampir mustahil.

Tentunya akan sangat sulit, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Saya percaya bahwa pekerjaan itu datangnya dari Tuhan. Dalam 3 minggu ini, saya kembali belajar untuk sepenuhnya percaya dan bersandar kepada Dia. Tidak ada sedikitpun aspek dalam hidup saya yang bisa saya jual / banggakan saat mencari pekerjaan di sini. Sehingga saya tau dengan jelas, jika diterima itu 100% anugerah dari Tuhan.

2 minggu berlalu, saya kembali membayar biaya rent kepada pemilik rumah, sebab bayarannya 2 minggu sekali. Saya menghela napas, mengecek rekening, dan kembali berdoa kepada Tuhan, apakah saya salah dalam melihat pimpinan Tuhan kali ini? Apakah sebetulnya Tuhan tidak pernah menyuruh saya untuk pergi ke Cairns?

Pembacaan Alkitab saya pun terus berlanjut secara berurutan, hingga ke kitab Tawarikh, seharusnya dalam 2-3 bulan, dapat selesai hingga Wahyu. Saya kemudian teringat mengenai kisah Elia. Kita semua tentunya tau betapa besar kuasa yang dimiliki oleh Elia, dan betapa besar penyertaan Tuhan akan dia. Setelah dia melakukan mujizat yang begitu banyak, mengapa dia mendadak takut dan lari saat menerima ancaman untuk dibunuh? Bukankah penyertaan Tuhan begitu jelas akan dia, tetapi mengapa dia takut dan melarikan diri?

Sekali lagi, sepertinya Tuhan kembali menegur saya secara pribadi. Penyertaan Tuhan yang sebelumnya begitu jelas dalam hidup saya, mengapa saat menghadapi situasi kecil seperti ini justru goncang? Mungkin memang sejak awal iman saya terlalu kecil. Bukankah jika Tuhan memang mau, Dia sendiri yang akan membukakan jalan? Why do you so afraid?

Saya kemudian kembali berdoa secara sungguh-sungguh kepada Tuhan, dan saya meminta sesuatu tanda untuk tahu bahwa memang Tuhan menyertai saya. Dalam hidup ini saya tidak banyak minta tanda kepada Tuhan. Tetapi kali ini rasanya begitu sulit, sehingga saya berdoa minta suatu tanda untuk mengkonfirmasi bahwa memang Tuhan mau untuk saya di Cairns, dan perpanjang visa second year. Saya tidak ngotot untuk mau second year, kalo Tuhan suruh pulang Indonesia for good pun saya setuju saja.

Tidak lama kemudian, saya mendapatkan telpon, dan diminta untuk hadir di suatu restoran untuk interview. Keesokan harinya, saya pun datang untuk interview. Saat itu saya diminta untuk memperkenalkan diri, saya juga menjelaskan bahwa saya pernah bekerja selama 6 bulan di Sonoma Bakery, Sydney. Betapa mengejutkan, ternyata pemilik restoran itu mengetahui Sonoma, dan itu menjadi alasan utama kenapa mereka mengundang saya untuk interview, sekalipun tidak pernah memiliki pengalaman di bidang Hospitality.

Detik itu juga, saya langsung tahu dan sadar bahwa ini adalah pimpinan Tuhan. Saya tidak akan cerita bagaimana Tuhan memimpin saya untuk boleh bekerja di Sonoma, tetapi itu jelas pimpinan Tuhan. Kemudian di tempat sekarang ini interview, saya juga dipanggil karena pemilik restorannya mengetahui tentang Sonoma. Seakan-akan ini menjadi suatu pimpinan Tuhan yang terus berlanjut. Terlebih lagi karena mereka mengatakan tidak apa-apa kalo tidak memiliki pengalaman, karena ini untuk restoran baru, sehingga semua staf akan ditraining dari awal.

Sepulang dari interview itu, saya sangat yakin bahwa Tuhan memang mau untuk saya kerja di situ. Tetapi siapa yang tahu? Bisa jadi benar, bisa jadi salah. Hari itu hari jumat, dan mereka mengatakan akan memberikan kabar hari Senin depannya.

Senin itu seharian saya menunggu kabar dari mereka. Hingga waktu sudah sore hari, saya mengirimkan email dan juga sms untuk memfollow up hasil interview minggu lalu, dan tidak ada jawaban. Saya kemudian berpikir, mungkin sense saya keliru, tapi kok rasanya bener ya. Entah mengapa, saya yakin sekali kalo Tuhan memang mau untuk saya kerja di situ.

Keesokannya hari Selasa, saya berpikir untuk berhenti mencari pekerjaan di bidang Hospitality. Saya cukup pesimis melihat tanggal yang semakin dekat dengan batasan waktu, sehingga mencari pekerjaan apapun dan dimana pun, selama itu bisa untuk apply second year. Tetapi kemudian saya terpikir, mengapa saya harus ngotot untuk second year? Saya hanya kejar karena itu pimpinan Tuhan. Kalo Tuhan memang tidak bukakan jalan, ya terima saja dong?

Tidak lama kemudian, saya menerima telpon dari pihak restoran tersebut. Saya diminta datang keesokan harinya (hari ini) untuk trial bekerja selama 2 jam, dari pukul 8 hingga 10 pagi, dan tentunya saya mengiyakan. Setelah menerima telpon tersebut, saya semakin yakin bahwa memang Tuhan mau saya untuk di Cairns, dan bekerja di situ. Awalnya saya apply sebagai waiter, tetapi sepertinya akan ditempatkan di bagian dapur, antara kitchen hand atau cook (tidak ada pengalaman).

Pagi ini saya berangkat untuk trial bekerja di restoran tersebut. Hari ini kondisi restoran cukup ramai, sehingga trial saya bertambah dari semua 08.00 - 10.00 menjadi 08.00 - 11.30. Ada beberapa pekerjaan yang diminta untuk saya kerjakan, misalnya persiapkan untuk scrambled egg, memotong bawang, membersihkan cumi-cumi, cuci piring, dll.

Saat melakukannya saya merasa aneh sekali. Sebab dalam beberapa hari terakhir, saya memang menonton tutorial untuk melakukan hal-hal tersebut dari Gordon Ramsay. Sehingga waktu diminta, saya tidak terlalu kaku dan bisa mengerjakannya. Selain itu, beberapa bulan yang lalu waktu retreat pemuda & pekerja GRII Sydney, saya juga kebagian untuk bersih-bersih, sehingga belajar cara menggunakan berbagai alat untuk mencuci piring (semprotan, washing machine, etc).

Setelah trial selesai, saya diberitahu bahwa diterima untuk bekerja di restoran mereka yang baru, tetapi baru akan launching sekitar 2 minggu lagi. Sementara itu, akan diusahakan untuk dipekerjakan di restoran-restoran mereka yang lain. Tentu saja meskipun dikatakan diterima, belum ada kepastian 100% selama belum mulai bekerja. Saya tidak kedepannya bagaimana, apakah akan diterima dan memungkinkan untuk apply second year atau tidak.

Tetapi dalam 3 minggu terakhir ini, Tuhan mengajarkan untuk terus bersandar kepada Dia. Kenapa harus setelah 3 minggu? Kenapa tidak dari awal-awal saya tiba di sini? Saya pikir jawabannya adalah karena iman saya terlalu kecil, sehingga kalo lebih dari 3 minggu, mungkin saya sudah putus asa. Oh, betapa kecilnya iman yang saya miliki. Tetapi saya terus belajar untuk bersandar dan percaya kepadaNya. Jika memang Dia yang pimpin saya ke sini, pasti Dia juga yang akan terus menyertai.

Kita mungin sering mendengar bahwa pertolongan Tuhan selalu tepat waktu. Tetapi kali ini saya diberikan kesempatan untuk merasakan hal tersebut. Pertolongan Tuhan benar-benar tepat waktunya. Apakah akhirnya akan bisa apply second year? Jawabanya, tidak tahu. Tetapi kalo itu memang kehendakNya, pasti Dia sendiri yang akan membukakan jalan. Sekali lagi, saya belajar untuk terus bersandar dan beriman sepenuhnya kepadaNya.

Kiranya melalui semua hal ini, saya boleh semakin bersandar dan beriman kepada Tuhan.

 Soli Deo Gloria



Dino

 

Comments

Popular Post

6 ciri-ciri pertobatan yang sejati

My Experience - Food Combining VS Autoimmune

Food Combining Changed My Life