Jangan Takut, Percaya Saja!
Pembacaan Alkitab saya hari ini tiba di Kisah Para Rasul (KPR) Pasal 17. Saya yakin sudah pernah membaca bagian, tetapi hari ini saya menyadari ada satu hal yang tidak saya sadari sebelumnya. Secara garis besar, KPR adalah suatu kitab yang sangat menarik untuk saya pribadi.
Kitab ini terletak setelah kitab Injil Yohanes. Kita dapat melihat bagaimana perjalanan para rasul dan apa yang terjadi sesudah peristiwa kenaikan Yesus Kristus. Saya sangat setuju dengan pembacaan Alkitab secara berurutan, sehingga kita mendapatkan gambaran besar tentang suatu kejadian demi kejadian.
Melalui kitab KPR, kita melihat bagaimana terjadi penggantian para rasul, penganiayaan yang menimpa mereka, pemberitaan injil kepada kaum gentile, dan tentu saja bagian paling menarik yaitu di pasal 9 tentang pertobatan Saulus. Pasal 9 menjadi titik penting dari pembacaan selanjutnya yang diisi tentang perjalanan misi Paulus. Selanjutnya kita akan melihat bagaimana Paulus mengunjungi kota demi kota, serta menemukan rekan dalam perjalanannya, termasuk Timotius.
Dalam sebuah buku Apologetik yang pernah saya baca. Penulis tersebut membuat satu bab yang berjudul "Do you know what happened to Saul?". Tidak perlu banyak fakta atau argumen-argumen yang rumit. Dia menantang orang lain yang tidak percaya untuk menjelaskan apa yang terjadi pada Saul. Seakan-akan pasal tersebut sudah cukup untuk membuktikan kebenaran Injil.
Saya menemukan hal yang menarik sekali di pasal 17. Pasal ini dibuka tentang perjalanan Paulus ke kota Tesalonika. Tertulis bahwa paling tidak Paulus dan Silas menghabiskan 3 minggu di kota itu, meskipun mereka akhirnya pergi karena tidak diterima dengan baik. Tetapi yang sangat menarik adalah bagian setelah ini, yaitu saat Paul dan Silas mengunjungi satu kota yang bernama Berea.
Berikut adalah kutipan-kutipan dari Alkitab yang saya gunakan, versi English NLT.
Act 17:10-12: That very night the believers sent Paul and Silas to Berea. When they arrived there, they went to Jewish synagogue. And the people of Berea were open-minded than those in Thessalonica, and they listened eagerly to Paul's message. They searched the Scriptures day after day to see if Paul and Silas were teaching the truth. As a result, many Jews believed, as did many of the prominent Greek and Women.
Perikop tentang cerita Paulus dan Silas di Berea terdiri dari ayat ke 10 hingga ke 15, tetapi saya lebih memfokuskan di 3 ayat pertama terlebih dahulu. Cara bagaimana Paulus menceritakan sikap orang-orang yang ada di kota ini sangat menarik, bahkan terjadi komparasi dengan sikap orang-orang di kota sebelumnya, Tesalonika.
"And the people of Berea were open-minded than those in Thessalonica, and they listened eagerly to Paul's message."
Orang-orang di Berea dikatakan open-minded dibandingkan dengan orang-orang di Tesalonika, dan mereka mau mendengarkan dengan serius dan sungguh-sungguh tentang pesan-pesan yang disampaikan oleh Paulus. Kata asli yang digunakan adalah eugenes dalam bahasa Yunani. Menurut CGC.org, sikap ini menunjukkan kepedulian terhadap kebenaran, keterbukaan, curiga terhadap orang lain, tetapi fair hearing to others.
"They searched the Scriptures day after day to see if Paul and Silas were teaching the truth".
Mereka bukan orang yang mendengar dan asal percaya saja. Dikatakan bahwa mereka menguji pengajaran dari Paulus dan Silas. Mereka membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari, dan mendengar Paulus mengajar di hari minggunya. Kita bisa membayangkan bagamana jemaat di Berea mendengar pengajaran Paulus saat hari Sabat, kemudian selama seminggu kedepan, mereka tidak lelah mengecek, menguji apakah yang dikatakan oleh Paulus itu benar atau tidak.
Di bagian sebelumnya, di kota Tesalonika, Paulus mengajarkan nubuat-nubuat dalam PL dan membuktikan bahwa Mesias harus menderita, mati dan bangkit, dan itu dipenuhi dalam pribadi Yesus Kristus. Suatu pesan yang dapat diasumsikan sama, kepada orang-orang di Berea.Tetapi mereka sikap mereka sungguh berbeda.
Tentu saja saat itu mereka hanya memiliki kitab PL, dan Paulus menjelaskan bahwa ciri-ciri dari Mesias, dan itu sudah dipenuhi dalam pribadi Yesus Kristus. Mereka tidak langsung menelan bulat-bulat pengajaran dari Paulus. Mereka tentu curiga juga, tetapi mereka mau menerima dan menguji apakah kalimat itu memang benar.
"As a result, many Jews believed, as did many of the prominent Greek and Women."
Sebagai hasilnya banyak dari mereka akhirnya percaya dan berpendirian teguh, sebab mereka telah menguji sesuatu sebelum mereka mempercayainya. Tentu saja pada akhirnya mereka bisa mengerti karena pimpinan dari Roh Kudus. Tetapi sikap dan kegigihan mereka menjadi faktor besar mereka untuk bisa mendapatkan anugerah tersebut.
Semoga kiranya kita bisa belajar dari jemaat di Berea. Memiliki suatu hati yang siap, berpikiran terbuka, dengan gigih setiap hari membaca, merenungkan, dan menyelidiki Firman Tuhan. Jangan asal percaya saja.
Dino
Cairns, 14 March 2018
Kitab ini terletak setelah kitab Injil Yohanes. Kita dapat melihat bagaimana perjalanan para rasul dan apa yang terjadi sesudah peristiwa kenaikan Yesus Kristus. Saya sangat setuju dengan pembacaan Alkitab secara berurutan, sehingga kita mendapatkan gambaran besar tentang suatu kejadian demi kejadian.
Melalui kitab KPR, kita melihat bagaimana terjadi penggantian para rasul, penganiayaan yang menimpa mereka, pemberitaan injil kepada kaum gentile, dan tentu saja bagian paling menarik yaitu di pasal 9 tentang pertobatan Saulus. Pasal 9 menjadi titik penting dari pembacaan selanjutnya yang diisi tentang perjalanan misi Paulus. Selanjutnya kita akan melihat bagaimana Paulus mengunjungi kota demi kota, serta menemukan rekan dalam perjalanannya, termasuk Timotius.
Dalam sebuah buku Apologetik yang pernah saya baca. Penulis tersebut membuat satu bab yang berjudul "Do you know what happened to Saul?". Tidak perlu banyak fakta atau argumen-argumen yang rumit. Dia menantang orang lain yang tidak percaya untuk menjelaskan apa yang terjadi pada Saul. Seakan-akan pasal tersebut sudah cukup untuk membuktikan kebenaran Injil.
Saya menemukan hal yang menarik sekali di pasal 17. Pasal ini dibuka tentang perjalanan Paulus ke kota Tesalonika. Tertulis bahwa paling tidak Paulus dan Silas menghabiskan 3 minggu di kota itu, meskipun mereka akhirnya pergi karena tidak diterima dengan baik. Tetapi yang sangat menarik adalah bagian setelah ini, yaitu saat Paul dan Silas mengunjungi satu kota yang bernama Berea.
Berikut adalah kutipan-kutipan dari Alkitab yang saya gunakan, versi English NLT.
Act 17:10-12: That very night the believers sent Paul and Silas to Berea. When they arrived there, they went to Jewish synagogue. And the people of Berea were open-minded than those in Thessalonica, and they listened eagerly to Paul's message. They searched the Scriptures day after day to see if Paul and Silas were teaching the truth. As a result, many Jews believed, as did many of the prominent Greek and Women.
Perikop tentang cerita Paulus dan Silas di Berea terdiri dari ayat ke 10 hingga ke 15, tetapi saya lebih memfokuskan di 3 ayat pertama terlebih dahulu. Cara bagaimana Paulus menceritakan sikap orang-orang yang ada di kota ini sangat menarik, bahkan terjadi komparasi dengan sikap orang-orang di kota sebelumnya, Tesalonika.
"And the people of Berea were open-minded than those in Thessalonica, and they listened eagerly to Paul's message."
Orang-orang di Berea dikatakan open-minded dibandingkan dengan orang-orang di Tesalonika, dan mereka mau mendengarkan dengan serius dan sungguh-sungguh tentang pesan-pesan yang disampaikan oleh Paulus. Kata asli yang digunakan adalah eugenes dalam bahasa Yunani. Menurut CGC.org, sikap ini menunjukkan kepedulian terhadap kebenaran, keterbukaan, curiga terhadap orang lain, tetapi fair hearing to others.
"They searched the Scriptures day after day to see if Paul and Silas were teaching the truth".
Mereka bukan orang yang mendengar dan asal percaya saja. Dikatakan bahwa mereka menguji pengajaran dari Paulus dan Silas. Mereka membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari, dan mendengar Paulus mengajar di hari minggunya. Kita bisa membayangkan bagamana jemaat di Berea mendengar pengajaran Paulus saat hari Sabat, kemudian selama seminggu kedepan, mereka tidak lelah mengecek, menguji apakah yang dikatakan oleh Paulus itu benar atau tidak.
Di bagian sebelumnya, di kota Tesalonika, Paulus mengajarkan nubuat-nubuat dalam PL dan membuktikan bahwa Mesias harus menderita, mati dan bangkit, dan itu dipenuhi dalam pribadi Yesus Kristus. Suatu pesan yang dapat diasumsikan sama, kepada orang-orang di Berea.Tetapi mereka sikap mereka sungguh berbeda.
Tentu saja saat itu mereka hanya memiliki kitab PL, dan Paulus menjelaskan bahwa ciri-ciri dari Mesias, dan itu sudah dipenuhi dalam pribadi Yesus Kristus. Mereka tidak langsung menelan bulat-bulat pengajaran dari Paulus. Mereka tentu curiga juga, tetapi mereka mau menerima dan menguji apakah kalimat itu memang benar.
"As a result, many Jews believed, as did many of the prominent Greek and Women."
Sebagai hasilnya banyak dari mereka akhirnya percaya dan berpendirian teguh, sebab mereka telah menguji sesuatu sebelum mereka mempercayainya. Tentu saja pada akhirnya mereka bisa mengerti karena pimpinan dari Roh Kudus. Tetapi sikap dan kegigihan mereka menjadi faktor besar mereka untuk bisa mendapatkan anugerah tersebut.
Semoga kiranya kita bisa belajar dari jemaat di Berea. Memiliki suatu hati yang siap, berpikiran terbuka, dengan gigih setiap hari membaca, merenungkan, dan menyelidiki Firman Tuhan. Jangan asal percaya saja.
Dino
Cairns, 14 March 2018
Comments
Post a Comment