Kultwit @ErikarLebang mengenai kaitan antara High Heels dengan Back Pain pada wanita

Pembahasan high heels dengan , laporan dan pengamatan dari tentang . Hmm, mari bahas backpain.

Sebenarnya sangat jarang bahas tentang di Twitter, terlalu kontroversial dan out of this world. Sesama pengajar yoga aja suka tulalit.


Pertanyaan dan bahasan tentang high heels sebenarnya menjadi dasar dari problem populer --> back pain!


Kenapa high heels? Sederhana sekali, pemakaian berulang akan membuat struktur muskulo skeletal (koordinasi otot-tulang) tubuh terganggu.


Sistem tubuh berlaku sederhana, saat satu fungsi terganggu, fungsi terdekat akan segera mengambil alih dan mengkompensasi, tapi ada harganya.


Karena kompensasi itu seharusnya hanya boleh dilakukan sesekali atau setidaknya dalam waktu singkat, bukan frekuentif, apalagi menjadi rutin.


Memakai high heels secara rutin jelas akan menghasilkan harga kompensasi turunnya fungsi kaki, salah satunya back pain yang amat mengganggu


Tubuh bisa berdiri, bergerak maju mundur, kiri-kanan seharusnya ditopang oleh sepasang kaki. Itu harga mati, hukum alam anugrah Tuhan.


Untuk itu diperlukan sepasang kaki yang berfungsi sempurna. Dari sisi tulang, sendi dan otot pendukung, semua harus bekerja secara simultan.


Menggunakan high heels akan merusak tatanan tersebut. Pertama, bagian belakang kaki (otot betis-paha belakang) mau tidak mau memendek.


Saat serat otot memendek, otomatis kualitasnya berubah, menurun jauh di sisi fungsi, pemanfaatan energi dan eawasan tubuh (proprioception)


Kompensasinya, otot kaki bagian depan segera mengambil alih fungsi, walaupun secara fungsi sejatinya berbeda. Tapi itu naluri alamiah tubuh.

Kompensasi kedua, areal muskuloskeletal punggung juga ambil alih beban akibat malfungsi bagian belakang kaki tadi. Walau salahi kodrat.


Itu sebabnya mereka yang terbiasa memakai high heels akan secara naluriah memiliki tubuh yang condong bergerak ke depan. Salahi struktur.


Di awal mungkin lebih terletak pada berapa tinggi hak sepatu yang dipergunakan. Tapi lama kelamaan asal tumit lebih tinggi dari jari kaki.


Sudah memberikan masalah yang signifikan dari waktu ke waktu. Semakin sering, lama serta rutin pemakaian dilakukan, semakin sulit diperbaiki.


Itulah sebab kenapa, pada wanita terutama, problem back pain sulit diatasi secara permanen. Semua terapi hanya bisa kurangi di level awal.


Karena terapi atau penanganan medis (medikasi-operasi-fisioterapi) diarahkan lebih ke akibat, bukan penyebab kenapa back pain itu terjadi.


Kita lebih sibuk membahas masalah bocornya disc antar ruas tulang punggung, pembengkakan saraf sciatica, radang otot piriformis-iliopsoas.


Semua terapi diarahkan kesana. Atau sekedar mereduksi rasa sakit dengan bermacam teknik. Cuma saja, perubahan struktural tubuh tidak ada.


Kalau pada wanita ya, pemakaian high heels yang paling umum. Saya pernah ketemu seseorang bertanya tentang back pain, baru dari fisioterapis.


Tapi tebak, sepatu apa yang dipakainya saat bertemu dengan saya? Stiletto dengan hak sekian centimeter yang membuatnya tinggi menjulang!.


Waktu saya tertawakan kondisinya dengan menyebut, selama sepatu itu terus ia pakai, gak akan pernah ia sembuh permanen dari backpainnya.


Ia bilang, "kalau gak pake high heels, saya malah suka jatuh". Tersirat kebanggaan disana. Padahal justru sangat memprihatinkan kondisinya.


Itu berarti harmoni otot kakinya sudah bisa dibilang rusak permanen. Sehingga saat harus memanjang normal nisbi hak tinggi, gagal berfungsi.


Ia terkejut saat saya dengan santai menebak kalau pasti ia punya problem rasa sakit lutut, pergelangan kaki selain dari backpain tersebut.


"Kalau lutut udah banget!" Malah sudah disarankan untuk bersiap suatu hari nanti akan ada penggantian sendi lutut artifisial. Very obvious.


Ia lebih takjub lagi saat saya dengan tepat menunjuk titik-titik spesifik dimana ia biasa merasakan rasa sakit di bagian punggungnya.


Baru dia percaya, bahwa high heels adalah satu faktor pemicu utama kondisi yang dimiliki. Bersikeras memakai, tunggu masalah lebih lanjut.


Berikut adalah pose #yoga yang biasa dilakukan oleh saya untuk mereka yang punya masalah back pain, terutama terkait buruknya kualitas kaki.


Suptha Padanghustasana dengan belt. Tapi pose ini umumnya sulit sekali dilakukan oleh pemakai high heels kelas rutin


















Karena pemendekan pada otot paha belakang dan betis, meluruskan kaki bisa dibilang mustahil, akibatnya tidak maksimal

Meningkatkan elevasi posisi tubuh salah satu jalan keluar. Disini ada tali tembok. Bisa diganti belt biasa, dipegang


















Suptha Padanghustasana II adalah pose lanjutan yang dapat memberikan efek perbaikan otot abductor-adductor kaki

















Pun mengurangi tekanan berlebih areal panggul, utamanya di daerah piriformis, beri efek terapikal aliran darah ekstra


Berikut adalah bharadvajasana untuk melembutkan ketegangan otot latisimus dorsi dan kelompok otot erector spinae
























Cuma semua pose tadi sekedar jalan keluar singkat. Harus ada jalan keluar yang lebih permanen. Berlatih rutin yoga agar postur harian benar

Menanggalkan kebiasaan rutin memakai sepatu berhak tinggi. Pakai hanya pada kesempatan seperlunya saja. Lepas saat telah tidak diperlukan


Demikian kibulan ini. Suka sukur, gak suka ya udah. Gak follow bawel? Pake high heels secara benar, biar gak backpain, di kepala!



tambahan info berupa gambar struktur tulang saat memakai higheels:




Comments

Popular Post

6 ciri-ciri pertobatan yang sejati

My Experience - Food Combining VS Autoimmune

Food Combining Changed My Life