Pimpinan Tuhan dan ordo
Sejak kemarin malam, hati saya mulai gelisah. Hari yang ditunggu-tunggu itu akhirnya tiba. Hari di mana saya akan pindah dari Sydney menuju ke Cairns untuk mengejar second year work and holiday visa. Sejak 2-3 bulan yang lalu, saya sudah tahu bahwa Tuhan memang memimpin saya untuk pergi ke North Australia. Hal ini semakin 'dikonfirmasi' melalui beberapa hal. Misalnya saja, ada seorang teman kerja di Sydney yang kemudian memutuskan untuk pergi duluan ke Cairns. Sehingga paling tidak, sudah ada teman yang terlebih dahulu dikirimkan ke sini (Cairns) sebelum saya pergi.
Tetapi menjalani pimpinan Tuhan tidak semudah mengatakannya, saya pernah menyinggung hal ini di sini. Begitu banyak pertimbangan yang saya pikirkan, dan itu sangat sulit. Apply second year berarti menghabiskan waktu setahun lagi di Australia untuk bekerja casual. Berkali-kali telintas dalam pemikiran, "Untuk apa? Is this worth it? Memangnya tidak ada hal yang dikerjakan di Indonesia? Bukankah pulang lalu membuat bisnis atau berkarir adalah hal yang lebih masuk akal untuk dilakukan?".
Saya menyadari bahwaTuhan berbicara lebih banyak kepada saya dalam 7 bulan terakhir di Sydney dibandingkan 23 tahun sebelumnya, dan saya tahu jelas sekali bahwa Ia memang menyuruh saya untuk pergi mengejar second year. Saya tidak tahu apakah akan dapat visanya atau tidak, mungkin juga saya yang salah dalam melihat pimpinan Tuhan. Saya tidak tahu pasti apakah ini (pergi ke Cairns selama 4 bulan) adalah kehendak Tuhan, tetapi yang pasti, ini bukan kehendak saya.
Dalam sebulan terakhir menjelang keberangkatan, saya akhirnya memutuskan untuk taat dengan membeli tiket pesawat. Sebelumnya sudah tahu akan berangkat tanggal berapa, tetapi masih berat sekali untuk membeli tiket, sebab saya tahu dalam hati, saya tidak ingin pergi. Di saat yang bersamaan, saya kembali meminta sesuatu tanda dari Tuhan untuk mengkonfirmasi apakah Tuhan mau saya tinggal setahun lagi di Australia atau tidak.
Entah bagaimana ceritanya, tetapi tiba-tiba muncul ada suatu perasaan cinta terhadap seseorang dalam satu bulan terakhir di Sydney. Saya kemudian terus bertanya kepada Tuhan, apakah ini suatu 'tanda tambahan' yang Tuhan tunjukkan? Mungkin iya, mungkin tidak. Tetapi kalo iya, pasti Tuhan juga menaruh perasaan yang sama kepada orang tersebut.
Satu minggu akhirnya berlalu. Saya mulai untuk bergumul untuk mencari pimpinan Tuhan, apakah dia orangnya atau tidak. Selama tiga minggu sesudahnya, saya secara rutin berdoa, membaca buku percintaan, mendengar khotbah, baca artikel, baca Alkitab, dan berpuasa. Hari demi hari berlalu, dan saya semakin yakin bahwa ini adalah pimpinan Tuhan. Saya mulai secara aktif mengontak dia sembari menanyakan pendapat dari orang-orang yang lebih senior, konseling, dan lain-lain.
Saya semakin yakin bahwa itu adalah pimpinan Tuhan. Meskipun dia sepertinya "out of my league" dan memiliki kerohanian lebih baik dari saya. Hari itu saya tidak berbicara terlalu banyak. Saya tidak mengatakan, "Tuhan kasih tau saya kalo kamu buat saya" atau hal-hal semacam itu. Saya percaya bahwa jika memang itu adalah kehendak Tuhan, Dia sendiri yang juga akan bicara ke orang tersebut.
Sungguh mengejutkan, dia kemudian mengatakan, "iya", tanpa perlu waktu panjang untuk mempertimbangkan. Ternyata hal ini sudah dipikirkan oleh dia sebelumnya. Dan dia juga memiliki suatu prinsip yang sama, jika ini memang kehendak Tuhan, laki-laki (saya) ini yang akan datang kepadanya. Bukannnya dia yang samperin saya lalu bilang kalo ini dari Tuhan.
Sebagai seorang perempuan yang memiliki ordo di bawah, dia tidak perlu mengatakan apa-apa. Jika itu pimpinan Tuhan, pasti Tuhan sendiri yang akan menggerakan orang yang memiliki ordo di atas (laki-laki) untuk mengambil inisiatif duluan. Saya kemudian tahu bahwa ini memang klop, dan ini adalah benar pimpinan Tuhan. Semakin kami berbicara, kami makin yakin bahwa adalah suatu mujizat untuk kami bisa jadi. Seluruhnya tepat dan sinkron dengan waktunya Tuhan. Detilnya tanya aja ke Noni 😀
Ternyata hal yang sama juga terjadi sekitar 4 tahun yang lalu saat perpecahan GRII Sydney. Pada kebaktian hari minggu kemarin tanggal 12 November 2017, Pak Tong sempat menyinggung bagaimana dia mencari seseorang untuk dikirim ke Sydney untuk membangun kembali GRII Sydney. Muncul gerakan dari Tuhan suatu nama, yaitu Pak Agus. Hari demi hari berlalu, Tuhan semakin mengkonfirmasi dia untuk mengirimkan Pak Agus, bukan yang lain. Mungkin ini bisa jadi benar atau salah.
Di sisi lain, Tuhan juga memberi tahu kepada Pak Agus untuk dia pergi ke GRII Sydney. Tetapi sebagai seseorang yang memiliki ordo di bawah, dia tidak secara aktif datang ke pak Tong yang memiliki ordo di atas, lalu bilang, "Tuhan kasih tau saya untuk pergi ke Sydney". Sebagai seseorang yang memiliki ordo di bawah, jika Tuhan mengatakan hal itu kepada dia, pasti Tuhan yang sama juga kasih tau dan menggerakan orang yang memiliki ordo di atasnya. Dan ternyata benar, semuanya klop sesuai dengan pimpinan Tuhan.
Dari situ saya belajar bahwa jika kita mau mencari pimpinan Tuhan, dan hal itu melibatkan orang lain (ordo di bawah atau di atas), pasti Tuhan akan kasih tau kepada dua pihak sekaligus, dengan catatan keduanya terus mau mencari kehendakNya. Sebagai seseorang yang memiliki ordo di atas, kita perlu dengan sungguh-sungguh mencari pimpinan Tuhan, baru kemudian mengambil tindakan. Sebaliknya, sebagai seseorang yang memiliki ordo di bawah, kita juga mencari pimpinan Tuhan, dan dengan ketaatan menunggu tindakan dari orang yang memiliki ordo di atas kita.
Kiranya kita semakin mau mencari pimpinan Tuhan, dan semakin mengerti akan adanya ordo. Semoga memberkati.
Dino
Soli Deo Gloria
Tetapi menjalani pimpinan Tuhan tidak semudah mengatakannya, saya pernah menyinggung hal ini di sini. Begitu banyak pertimbangan yang saya pikirkan, dan itu sangat sulit. Apply second year berarti menghabiskan waktu setahun lagi di Australia untuk bekerja casual. Berkali-kali telintas dalam pemikiran, "Untuk apa? Is this worth it? Memangnya tidak ada hal yang dikerjakan di Indonesia? Bukankah pulang lalu membuat bisnis atau berkarir adalah hal yang lebih masuk akal untuk dilakukan?".
Saya menyadari bahwaTuhan berbicara lebih banyak kepada saya dalam 7 bulan terakhir di Sydney dibandingkan 23 tahun sebelumnya, dan saya tahu jelas sekali bahwa Ia memang menyuruh saya untuk pergi mengejar second year. Saya tidak tahu apakah akan dapat visanya atau tidak, mungkin juga saya yang salah dalam melihat pimpinan Tuhan. Saya tidak tahu pasti apakah ini (pergi ke Cairns selama 4 bulan) adalah kehendak Tuhan, tetapi yang pasti, ini bukan kehendak saya.
Dalam sebulan terakhir menjelang keberangkatan, saya akhirnya memutuskan untuk taat dengan membeli tiket pesawat. Sebelumnya sudah tahu akan berangkat tanggal berapa, tetapi masih berat sekali untuk membeli tiket, sebab saya tahu dalam hati, saya tidak ingin pergi. Di saat yang bersamaan, saya kembali meminta sesuatu tanda dari Tuhan untuk mengkonfirmasi apakah Tuhan mau saya tinggal setahun lagi di Australia atau tidak.
Entah bagaimana ceritanya, tetapi tiba-tiba muncul ada suatu perasaan cinta terhadap seseorang dalam satu bulan terakhir di Sydney. Saya kemudian terus bertanya kepada Tuhan, apakah ini suatu 'tanda tambahan' yang Tuhan tunjukkan? Mungkin iya, mungkin tidak. Tetapi kalo iya, pasti Tuhan juga menaruh perasaan yang sama kepada orang tersebut.
Satu minggu akhirnya berlalu. Saya mulai untuk bergumul untuk mencari pimpinan Tuhan, apakah dia orangnya atau tidak. Selama tiga minggu sesudahnya, saya secara rutin berdoa, membaca buku percintaan, mendengar khotbah, baca artikel, baca Alkitab, dan berpuasa. Hari demi hari berlalu, dan saya semakin yakin bahwa ini adalah pimpinan Tuhan. Saya mulai secara aktif mengontak dia sembari menanyakan pendapat dari orang-orang yang lebih senior, konseling, dan lain-lain.
Saya semakin yakin bahwa itu adalah pimpinan Tuhan. Meskipun dia sepertinya "out of my league" dan memiliki kerohanian lebih baik dari saya. Hari itu saya tidak berbicara terlalu banyak. Saya tidak mengatakan, "Tuhan kasih tau saya kalo kamu buat saya" atau hal-hal semacam itu. Saya percaya bahwa jika memang itu adalah kehendak Tuhan, Dia sendiri yang juga akan bicara ke orang tersebut.
Sungguh mengejutkan, dia kemudian mengatakan, "iya", tanpa perlu waktu panjang untuk mempertimbangkan. Ternyata hal ini sudah dipikirkan oleh dia sebelumnya. Dan dia juga memiliki suatu prinsip yang sama, jika ini memang kehendak Tuhan, laki-laki (saya) ini yang akan datang kepadanya. Bukannnya dia yang samperin saya lalu bilang kalo ini dari Tuhan.
Sebagai seorang perempuan yang memiliki ordo di bawah, dia tidak perlu mengatakan apa-apa. Jika itu pimpinan Tuhan, pasti Tuhan sendiri yang akan menggerakan orang yang memiliki ordo di atas (laki-laki) untuk mengambil inisiatif duluan. Saya kemudian tahu bahwa ini memang klop, dan ini adalah benar pimpinan Tuhan. Semakin kami berbicara, kami makin yakin bahwa adalah suatu mujizat untuk kami bisa jadi. Seluruhnya tepat dan sinkron dengan waktunya Tuhan. Detilnya tanya aja ke Noni 😀
Ternyata hal yang sama juga terjadi sekitar 4 tahun yang lalu saat perpecahan GRII Sydney. Pada kebaktian hari minggu kemarin tanggal 12 November 2017, Pak Tong sempat menyinggung bagaimana dia mencari seseorang untuk dikirim ke Sydney untuk membangun kembali GRII Sydney. Muncul gerakan dari Tuhan suatu nama, yaitu Pak Agus. Hari demi hari berlalu, Tuhan semakin mengkonfirmasi dia untuk mengirimkan Pak Agus, bukan yang lain. Mungkin ini bisa jadi benar atau salah.
Di sisi lain, Tuhan juga memberi tahu kepada Pak Agus untuk dia pergi ke GRII Sydney. Tetapi sebagai seseorang yang memiliki ordo di bawah, dia tidak secara aktif datang ke pak Tong yang memiliki ordo di atas, lalu bilang, "Tuhan kasih tau saya untuk pergi ke Sydney". Sebagai seseorang yang memiliki ordo di bawah, jika Tuhan mengatakan hal itu kepada dia, pasti Tuhan yang sama juga kasih tau dan menggerakan orang yang memiliki ordo di atasnya. Dan ternyata benar, semuanya klop sesuai dengan pimpinan Tuhan.
Dari situ saya belajar bahwa jika kita mau mencari pimpinan Tuhan, dan hal itu melibatkan orang lain (ordo di bawah atau di atas), pasti Tuhan akan kasih tau kepada dua pihak sekaligus, dengan catatan keduanya terus mau mencari kehendakNya. Sebagai seseorang yang memiliki ordo di atas, kita perlu dengan sungguh-sungguh mencari pimpinan Tuhan, baru kemudian mengambil tindakan. Sebaliknya, sebagai seseorang yang memiliki ordo di bawah, kita juga mencari pimpinan Tuhan, dan dengan ketaatan menunggu tindakan dari orang yang memiliki ordo di atas kita.
Kiranya kita semakin mau mencari pimpinan Tuhan, dan semakin mengerti akan adanya ordo. Semoga memberkati.
Dino
Soli Deo Gloria
Comments
Post a Comment