Kemunduran kesehatan masyarakat Jepang?
Berbasis rata-rata usia penduduk hingga 83,91 tahun(menurut CIA Life Expectancy 2013). Banyak orang yang
menganggap bahwa Jepang adalah negara tersehat di dunia. Namun benarkah hal
tersebut?
Seorang dokter asal Jepang, Hiromi Shinya, menjelaskan kondisi
kesehatan masyarakat Jepang yang semakin mundur tahun demi tahun. Dia
menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh pola makan masyarakat Jepang yang
telah berubah.
“Usus orang Jepang yang bersih dan hampir tidak mengenal polip
sampai sekitar 30 tahun lalu, belakangan ini menjadi keras dan pendek, dan
bersamaan dengan memburuknya raut usus, jumlah kasus penyakit akibat gaya hidup
pun bertambah dengan sangat drastis. Selain itu saya lalu mendapati dari
pemeriksaan dan operasi beragam penyakit, bahwa para penderita penyakit yang
sepintas tidak ada kaitannya dengan usus, misalnya sakit pada paru-paru, hati,
kantung empedu, ginjal, dan lain-lain, memiliki raut usus yang tidak cantik”.
Pola makan masyarakat Jepang yang sebelumnya berbasis padi-padian
dan biji-bijian, kini berubah menjadi daging dan susu secara berlebihan. Hal
ini mengakibatkan banyak masyarakat Jepang yang akhirnya mengalami sembelit.
Penulis buku berjudul Byoki Ni Narana Ikikata itu juga
menambahkan bahaya besar yang disebabkan oleh pola makan minim serat. “Sembelit karena kurang mengonsumsi makanan
berserat dan air, zat-zat yang tak tecerna di dalam kotoran membusuk,
berfermentasi, dan membuat toksin. Toksin ini mengakibatkan perubahan ada gen
dalam sel pada dinding usus sehingga terbentuk polip, yang lama-kelamaan
berubah menjadi kanker”.
Tentunya Hiromi Shinya bukan lah orang yang sembarangan berbicara,
berbekal praktik lebih dari 50 tahun tanpa pernah absen sekalipun, telah
melihat raut usus lebih dari 370.000 pasien.
Hiromi Shinya, M.D adalah orang yang berpengaruh tingkat dunia
dalam bidang endoskopi lambung dan usus. Saat ini, ia adalah professor di
Albert Einstein College of Medicine, sekaligus kepala bagian Endoskopik di Beth
Israel Hospital di Amerika Serikat.
Artikel ini telah dipublikasikan pada saat penulis masih menjadi staff Newsline KAORI Nusantara www.kaorinusantara.or.id
Comments
Post a Comment